ada marah yang memerah jadi luka memar di lambung
sembelit, cepirit, sakit p
masuk rumah sakit
jadi mayit
katamu, mbah mati karena sakit perut
katamu juga, aku tak boleh cemberut
sudah jelek, kalau cemberut nanti mukanya tambah jelek
kau selalu bilang aku jelek
sampai kalimat itu terpatri di kepala ku, di ingatan ku, di dalam otak sana
kemudian kalimat itu berfotosintesis, ia mekar menjadi aku
yang jelek
seperti katamu.
kau pernah cerita kalau kau hampir melemparku dengan serai
eh bukan,
maksudnya kau (telah) melemparku dengan serai,
hampir kena
nyaris sempurna
yang tergores tangan ku, tapi yang terluka hati ku
ia menganga sampai kini, sampai kapan, sampai masa depan
memangnya sampai?
luka menganga itu lalu kau siram pakai garam
bikin hari-hariku jadi padam
sampai kapan, ma?